Korea
Selatan merupakan salah satu negara maju saat ini, namun jika menilik
ke belakang negara ini tidak jauh berbeda (bahkan lebih buruk) dari
Indonesia, karena sumber daya alam mereka telah dieksploitasi habis
oleh penjajahan Jepang. Kemerdekaan negara Korea Selatan hanya
selisih dua hari lebih cepat dari kemerdekaan Indonesia yakni 15
Agustus 1945. Namun tengoklah sekarang, mereka sudah jauh
meninggalkan kita dari segi pembangunan dan perekonomian. Sangat
menarik untuk mengetahui apa yang membuat Korea Selatan menjelma
menjadi negara maju? salah satunya adalah program saemaul
undong.
Sejarah
Setelah
perang korea (1950-1953) Korea Selatan merupakan negara yang miskin
dengan produk domestik bruto (PDB) kedua terendah di dunia dan hanya
sedikit lebih baik dari India. Luas wilayah Korea Selatan adalah 9,9
juta Ha dengan wilayah secara umum berbukit dengan tanah yang miskin
unsur hara. Beberapa ahli menyebutkan bahwa ciri kemiskinan
korea selatan bisa dilihat dari atap rumah penduduk yang masih berupa
jerami (rumbia) dan dinding umah yang terbuat dari tanah. Masayarakat
hanya bekerja pada musim semi, panas dan gugur dan mempersipakan
bekal makanan untuk musim dingin. Selama musim dingin penduduk korea
Selatan saat itu hanya mengisi waktu dengan minum-minuman keras dan
berjudi sehingga ketika musim berganti maka mereka kembali tidak
memiliki apa-apa. Hal ini terus berulang sehingga mereka sulit untuk
keluar dari kemiskinan.
Seiring
berjalannya waktu sejarah mencatat pada tanggal 16 Mei 1961 Jenderal
Park Chung Hee melakukan kup (pengambil alihan) terhadap pemerintah
yang sah dan kemudian menjadikannya sebagai seorang Presiden yang
berkuasa. Presiden Park Chung Hee dikenal sebagai seorang presiden
yang tegas dan berkesan otoriter. Melihat kondisi masyarakat yang
berada dalam kemiskinan maka Presiden Park Chung Hee menyusun sebuah
cara yang efektif untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Korea
selatan. Maka pada tanggal 22 April 1970 diperkenalkan lah suatu
gerakan yang disebut saemaul undong (새마을
운동).
Definisi
Saemaul
Undong (새마을
운동)
secara harfiah berasal dari kata 새
(se) yang
berarti baru 마을
(maeul)
yang berarti desa/komunitas dan 운동
(undong)
yang berarti gerakan. Saemaul undong merupakan suatu gerakan
perubahan dan reformasi pedesaan untuk menuju kehidupan yang lebih
baik.
Arti
penting dari saemaul undong adalah
- Saemaul undong merupakan gerakan bagi pembangunan nasional untuk keluar dari jerat kemiskinan
- Saemaul undong merupakan gerakan reformasi spiritual yang berkontribusi terhadap modernisasi masyarakat Korea
- Saemaul undong merupakan gerakan bagi pengembangan masyarakat lokal dimulai dan berpusat di sekitar masyarakat pedesaan
- Saemaul undong merupakan gerakan untuk persatuan rakyat memberikan kontribusi untuk mengatasi perpecahan dan konflik di antara kelas-kelas sosial yang telah dibawa sejak berdirinya negara
- Saemaul undong merupakan gerakan bagi masyarakat untuk mewarisi dan mewariskan tradisi masyarakat.
Implementasi
Program Saemaul Undong
Program
saemaul undong direncanakan dan dilaksanakan oleh penduduk desa
sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang tersedia. Bentuk program
saemaul undong tersebut antar lain ; perbaikan atap rumah, pelebaran
jalan, pembangunan jembatan, pelebaran jalan pertanian, pembangunan
balai pertemuan desa, pembangunan instalasi air bersih, perbaikan
saluran air (drainase) dan peningkatan pendapatan penduduk melalui
penanaman tanaman yang cepat memberikan keuntungan.
Implementasi
Program Saemaul Undong
Jiwa
(spirit) dari saemaul undong adalah
- 근면(geun myeun) yang berarti ketekunan, sebagaimana kita ketahui masyarakat Korea selatan merupakan masyarakat yang tekun dan gigih. Hal ini wajar terjadi megingat kondisi sumber daya alam yang terbatas memaksa mereka, karena kalau malas dan gampang putus asa maka berarti tak dapat bertahan hidup. Spirit ini menjadi roh program saemaul undong, karena dengan jiwa ini mereka harus mampu mengatasi segala masalah yang mereka hadapi untuk dapat keluar dari kemiskinan.
- 자조 (jajo) yang berarti swadaya. Spirit ini yang patut diacungi jempol karena dalam melaksanakan program saemaul undong masyarakat Korea selatan dengan suka rela menyumbangkan harta benda dan tenaga mereka demi suksesnya program saemaul Undong. Dan satu lagi yang perlu dicatat bahwa penduduk Korea Selatan memiliki sifat tidak mau tersaingi dan seakan “cemburu” tentunya dengan konotasi positif, contohnya ketika desa lain mampu melaksanakan pembangunan jalan dan jembatan secara sukarela sebagai bagian dari program saemaul Undong kenapa desa kita tidak mampu melaksanakan hal serupa.
- 협동(hyom dong) yang berarti kerjasama. Spirit ini menjadi dasar penduduk untuk bahu membahu dan bekerja sama untuk menuntaskan program Saemaul Undong karena mereka sadar keberhasilan yang nanti akan diperoleh untuk kepentingan meraka untuk hidup yang lebih baik.
Pemerintah
Korean selatan pada bulan Agustus 1970 memperoleh bantuan dari bank
Dunia untuk membiayai program Saemaul undong, yang kemudian oleh
Presiden Park Chung Hee digunakan untuk membeli 11,17 juta sak semen
yang kemudian dibagikan secara merata kepada 33.267 desa, sehingga
setiap desa memperoleh 335 sak. Pada tahap awal saemaul undong lebih
diarahkan kepada pembangunan infrastruktur berupa perbaikan jalan dan
jembatan serta penggantian atap rumah penduduk yang semula terbuat
dari jerami dengan genting atau seng. Pada tahun tahun berikutnya
program saemaul semakin beragam tergantung pada kebutuhan penduduk
desa.
Penentu
Keberhasilan Program Saemaul Undong
Masyarakat
beserta kepala saemaul dan kepala desa menyusun sendiri program yang
dibutuhkan oleh penduduk. Dengan menggunakan dana yang diperoleh dari
pemerintah, apabila dana tersebut tidak mencukupi maka penduduk
dengan sukarela menyumbangkan harta yang mereka miliki (meskipun
dengan cara menyicil) untuk keberlangsungan program saemaul. Begitu
juga dalam pelaksanaan program saemaul masyarakat bekerja sama
untuk keberhasilan program tersebut seperti membagi waktu bekerja
setiap minggunya menyesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang
tersedia.
Program
perbaikan atap rumah sebagai bagian dari program Saemaul Undong
Keberadaan
pemimpin saemaul (saemaul leader) sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program saemaul undong. Pemimpin saemaul merupakan orang
yang ditunjuk dan diberikan pendidikan dan latihan oleh pemerintah
Korea Selatan untuk memastikan keberhasilan saemaul undong. Pemimpin
saemaul merupakan sukarelawan (tidak digaji) yang bekerja sama dengan
kepala desa agar program saemaul undong terlaksana dengan baik, dalam
pelaksanaannya bertugas membujuk penduduk desa agar berpartisipasi
dalam program tersebut. contohnya untuk mengorbankan tanahnya untuk
dipakai menjadi jalan desa sebagai akibat pelebaran jalan desa.
Kegiatan
Pelebaran Jalan Desa sebaga bagian dari program Saemaul Undong
Presiden
Park Chung Hee merupakan salah satu penentu keberhasilan program
saemaul undong karena dia pemimpin yang sangat teguh pendirian dan
tegas (bahkan terkesan otoriter). Beliau mewajibkan kepala saemaul
membuat laporan perkembangan program saemaul undong yang
langsung diterima di meja presiden. Beliau tidak segan untuk
memberikan teguran apabila program tidak berjalan sebagaimana
mestinya namun disisi lain juga memberikan penghargaan kepada Desa
yang berhasil melaksanakan program saemaul undong dengan menambah
bantuan dana untuk kegiatan saemaul undong tahun berikutnya.
Presiden
Park Chung Hee Ketika Meninjau Program Saemaul Undong
Setelah
dilaksanakannya program Saemaul Undong perekonomian Korea Selatan
meningkat dari tahun ke tahun meskipun ketika kepemimpinan Presiden
Park Chung Hee berakhir ketika Presiden Park Chung Hee terbunuh di
tahun 1979. Jiwa dan semangat saemaul undong telah menyebar ke
seluruh lini pembangunan tidak hanya pembangunan fisik namun juga
pembangunan mental dan spiritual yang menjadi energi yang tak pernah
surut untuk tetap berkarya demi kemajuan bangsa..
Pertanyaan
yang muncul sekarang “Mungkinkah program Saemaul Undong diterapkan
di Indonesia?”
BudiBudiman
Master candidate, Park Chung Hee School of Policy and Saemaul (PSPS)
Yeungnam University, South Korea
Master candidate, Park Chung Hee School of Policy and Saemaul (PSPS)
Yeungnam University, South Korea
Tidak ada komentar:
Posting Komentar